watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

DIBALIK KERUDUNG TARI

Seminggu sejak perkosaan itu, Tari tampak lesu.
Ia mengaku sakit, tetapi tak tahu sakit apa.
Kurayu untuk ke dokter, ia tak mau.
"Sepertinya hanya butuh istirahat," katanya.
Jalannyapun tertatih-tatih, seperti menahan sakit
di sekitar pinggangnya. Kalau kusentuh payudara
dan pangkal pahanya, ia pun dengan halus
menolak.
Tetapi,Tari memang istri yang baik. Ia mau juga
ketika kuminta membantuku masturbasi.
Diurutnya penisku dan akhirnya dikulumnya.
Aku agak surprised saat ia membiarkan
spermaku tumpah di mulutnya, meski kemudian
dimuntahkannya kembali.
"Kok mau menerima spermaku di mulut ?"
kataku.
"Nggak sengaja..." katanya dengan wajah
bersemu merah.
Akhirnya, di minggu kedua, ia mulai kembali
seperti dulu. Ia kembali tampak sehat dan
melayaniku kembali di ranjang.
Disaat itulah, tak sengaja aku membuka SMS di
seluler Tari. Tertulis disitu, "Mbak Tari, aku
kangen memek Mbak. Senin jam 12 siang, aku
kerumah Mbak pas suami Mbak di kantor. Pakai
jubah, jilbab lebar dan kaus kaki, tapi jangan
pakai celana dalam dan bra. Kita main di
ranjangmu ya? -Al".
"Ini ada SMS, sayang... belum sempat kubaca...
perutku mulas..." aku berlagak terburu-buru ke
kamar mandi sambil menyerahkanhandphone
Tari kepadanya.
Sekitar 10 menit kemudian aku keluar kamar
mandi. Kulihat wajah Tari agak pucat.
"SMS dari siapa sayang ?" tanyaku.
"Eh...uh... dari Bu Ani," jawabnya gelagapan.
"Ada apa ?"
"Uh... katanya... mau ambil uang arisan, Senin
siang,"
"Ooo..." aku berlalu, seperti tak ada apa-apa.
***
HariSenin, aku sengaja berangkat kantor agak
siang. Pukul 11.30. Tetapitanpa sepengetahuan
Tari, kusiapkan handycam di tempat
tersembunyi,mengarah ke ranjang. Setting
kamera kuatur dengan timer agar
mulairecording setengah jam lagi.
Kulihat Tari gelisah dan bolak-balik melirik jam
dinding. Ia sudah pakai jilbab putih lebar dan
jubah ungu. Cantik sekali.
Kucium pipinya saat berpamitan sambil
tanganku meraba bokongnya.
"Eh, kamu nggak pake celana dalam ya ?" kataku,
pura-pura kaget, sambil meremas bokongnya
yang bundar.
Tari tersenyum kecut. Ia menggeliat-geliat waktu
pangkal pahanya kuremas-remas.
"Jangan-jangan kamu juga nggak pakai bra,"
kataku.
"Nah, betul kan," kataku ketika tanganku meraba
payudaranya.
Kusingkapkan jilbab lebarnya, lalu kubuka
kancing jubah di bagian dadanya. Bibirku
langsung menyerang putingnya. Tari
mengerang-erang.
"Maaas...sudaahh... ngantor sana !" katanya
dengan nada manja. Tapi kutahu ia khawatir Al
datang sebelum aku pergi. Kugigit dengan
gemas putingnya.Tari memekik kecil.
"Nakal !" katanya.
Akupun berangkat. Tapi di ujung jalan aku
berhenti. Tepat pukul 12.00 kulihat mobil Al
masuk garasi rumahku.
Handycamku pasti sudah mulai bekerja. Lima
belas menit berlalu, kuhubungi nomor
handphone Al.
"Sedang di mana Al ?" kataku. Terdengar Al
menjawab dengan gugup.
"Di rumah teman, bos," katanya.
"Maksudmu rumahku, kan ?" Al makin gugup.
"Eh... oh... iya...sorry bos," katanya.
"OK, nggak apa-apa. Tapi lain kali izin dulu ya
Al ?" kataku.
"Iya bos... iya bos..." sahutnya.
"By the way, kontolmu sudah masuk memek
istriku belum ?"
"Sudah bos..."
"Bagus, coba tolong kamu jepit putingnya. Aku
ingin dengar jeritan istriku," kataku.
Al patuh. Tak lama kemudian kudengar jerit
kesakitan Tari.
"OKAl, silakan kamu perkosa istriku. Di memek
boleh, anus boleh di mulut juga boleh. Kamu ikat
saja dia di ranjang. Terus kamu kerjain dia
sampai orgasme berkali-kali. Bye Al." Kututup
telepon, lalu melaju kekantor. Nanti malam,
rekaman handycam akan kunikmati.
***
Aku pulang tengah malam. Tari membukakan
pintu. Kukecup keningnya. Ia tampak letih.
Tetapi, ia memang istri yang setia. Dibuatkannya
aku segelas teh hangat.
"Aku tidur lagi ya, badanku pegal semua,"
katanya.
Aku menganggukkan kepala dan kukecup lagi
keningnya.
Kutunggu setengah jam. Kutengok Tari betul-
betul tertidur pulas. Kuambil handycam yang
kutempatkan di lokasi tersembunyi. Lalu,
kubawa ke ruang kerjaku.
Dengan jantung berdebar, kuputar ulang hasil
rekaman otomatis tadi siang. Yes, hasilnya
sempurna.
5 menit pertama hanya terlihat ruangan kamarku
yang kosong. Tetapi,kemudian terlihat sosok
perempuan berjubah ungu dan jilbab lebar putih
berlari diikuti Al.
Perempuan itu, Tari, terdesak di dinding
kamar.Terlihat Tari dengan wajah marah
berdebat dengan Al yang terus tersenyum.
Terlihat juga Tari kewalahan menepis tangan
nakal Al yang menjamah pangkal paha dan
payudaranya.
Kemudian terlihat Al seperti marah dan mencekik
leher Tari. Setelah itu, Tari sepertinya
menyerah.Ia biarkan saja Al memagut bibirnya.
Al lalu menyeret istriku dan menghempaskannya
hingga terduduk di tepi ranjang. Tari
memalingkan mukanya saat Al berdiri di
hadapannya melepas celananya. Al kemudian
memaksanya mengulum penisnya.
Tak lama kemudian, Al mendorong Tari hingga
terlentang di ranjang. Lalu disingkapkannya
jubah Tari hingga kepinggang. Dengan kasar, ia
langsung menancapkan penisnya ke vagina
istriku. Tari terlihat menjerit kesakitan.
Baru beberapa genjotan,Al tampak berbicara di
handphonenya. Itu tadi saat aku
meneleponnya.Masih sambil menelepon, Al
terus menggenjot penisnya keluar masuk vagina
Tari. Terlihat juga saat Al menjepit puting kanan
Tari hingga iamenjerit kesakitan.
Ketika telepon ditutupnya, Al tampak seperti
kesetanan. Ia membolak-balik tubuh Tari seperti
orang membanting-banting bantal. Sekali ia
membuat Tari terlentang dan memperkosanya.
Kali lain, dibuatnya Tari menungging dan ia
menyodominya. Kali lain lagi dibuatnya tubuh
Tari tertekuk dan ia dengan kasar
memperkosanya sambil menusukkan jarinya ke
anus Tari.Sampai akhirnya kulihat Al orgasme di
dalam mulut Tari.
Kulihat Tari terisak-isak. Selesai memuaskan
hajatnya, Al mengikat Tari terlentang dengan
kedua tangan dan kaki terpentang ke sudut-
sudut ranjang.
Al kemudian terlihat menghisap rokoknya sambil
berbaring di tengah paha Tari yang
mengangkang. Kepalanya berbantalkan paha
Tari, di dekat pangkalnya. Sambil merokok, Al
membelai-belai vagina Tari. Sesekali, Al dengan
nakal mencabuti sehelai rambut kemaluan Tari.
Terdengar Tari memekik saat Al menjatuhkan
abu rokoknya di tempat tumbuhnya rambut
kemaluannya.
Al kemudian bangkit dan duduk di sisi Tari.
Dibukanya jubah Tari di bagian dada. Kedua
payudara istriku tampak membusung.Tari
memekik lagi waktu Al dua kali menjatuhkan abu
rokok di pucuk payudaranya.
Yang terjadi kemudian membuatku terpaksa
mengacungkan jempol kepada Al. Lagi-lagi, ia
mempermainkan istriku dengan
sempurna.Dirangsangnya Tari dengan berbagai
cara, hingga istriku yang alim itu berkali-kali
orgasme.
Tetapi, Al memang pemerkosa sejati. Di saat Tari
mencapai kepuasan, ia mulai menyakitinya lagi.
Disumpalnya mulut Tari dengan celana
dalamnya. Lalu, dijepitnya kedua puting Tari
dengan jepit pakaian. Terlihat dalam rekaman,
Tari meronta-ronta dan matanya melotot. Belum
lagi rontaannya berhenti, Al melakukan hal yang
sama pada klitorisnya.
Al kemudian kembali menindihnya. Suara
rintihan Tari terdengar sangat memilukan. Juga
pekik tertahannya ketika Al dengan kasar menarik
lepas jepit pakaian pada kedua putingnya. Tak
cukup sampai di situ. Mahasiswa fakultas
kedokteran itu terus menyentil-nyentil kedua
puting Tari dengan keras.
Al akhirnya terlihat sampai pada klimaksnya.
Kulihat ia mengangkangi wajah Tari,melepas
sumpal di mulut Tari dan ganti memasukkan
penisnya ke situ.Tubuh Al tampak bergetar
sampai akhirnya lemas dan duduk
mengangkangi perut istriku.
Tari terbatuk-batuk, sebagian sperma pemuda
itu keluar dari sisi bibirnya. Kulihat Al menyapu
dengan jarinya dan meratakannya ke seluruh
bagian wajah Tari.
Terdengar Tari menangis sesenggukan saat Al
bangkit dan mengenakan celananya kembali.
Kukira Al sudah akan mengakhiri aksinya.
Ternyata tidak. Kulihat ia mengambil kamera
digital dan memotret istriku yang tengah tak
berdaya.
Al membuka lebar-lebar bagian dada jubah
istriku. Tari memalingkan wajah ketika Al
memotret payudaranya yang terbuka dari jarak
dekat. Al juga memotret sambil berdiri dengan
sebelah kakinya menginjak sebelah payudara
Tari. Ia juga lakukan itu pada vagina Tari.
Baru setelah itu kulihat ia melepaskan ikatan di
tangan dan kaki Tari. Istriku langsung meringkuk
membelakangi Al. Tetapi Al malah
menyingkapkan jubahnya sampai ke pinggang.
Kulihat ia memotret lagi istriku dengan pantatnya
yang terbuka. Ia bahkan menguakkan
bongkahan pantat Tari untuk melihat vaginanya
dan memotret lagi dengan dua jarinya masuk
kevagina Tari.
Aku agak kaget melihat Al kemudian menampar
keras sekali pantat Tari. Kulihat Tari sampai
memekik. Ternyata, itu salam perpisahan dari Al.
Sepuluh menit terakhir rekaman itu hanyalah
gambar Tari tiduran meringkuk. Tampaknya ia
menangis karena sesekali tubuhnya terlihat
berguncang.
Kusimpan hasil rekaman rahasia itu ditempat
yang aman. Lalu aku kembali ke kamar. Tari
terlihat tidur amat pulas. Posisinya seperti bagian
akhir rekaman tadi.
Kusingkapkan bagian bawah dasternya sampai
bokongnya yang bundar terlihat. Masih terlihat
merah bekas tamparan Al di kulitnya yang
mulus. Kusibakkan pantatnya hingga terlihat
vaginanya yang tembam.
Sebetulnya, aku ingin menyetubuhinya malam
ini. Tetapi, aku kasihan melihatnya kelelahan.
Akupun tidur sambil memeluknya.


Adult | GO HOME | Exit
1/4722
U-ON

inc Powered by Xtgem.com